Salam...
Dua hari yang lalu saya mengunjungi rumah kawan lama saya. Kawan lama yang mengenalkan saya pada buku2 bacaan yang menambah wawasan. Dan sejujurnya, membaca buku itu baru saya gemari setelah tahu apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan saya untuk pengembangan diri lebih baik lagi. Karena dulunya saya ini lebih senang dibacakan buku ketimbang membaca buku. Lebih cepat belajar dengan mendengar ketimbang membaca. Bisa dibilang lebih dominan mendengar.
Kawan saya, kebetulan sekali itu adalah hari liburnya. Saya memang sudah lama ngga mampir dan silaturahmi. Saya memutuskan untuk datang lebih awal dari yang sudah saya janjikan, karena saya mengirim sms akan datang siang hari. Namun niat itu saya batalkan. Saya berencana mengajak ia keluar untuk pergi ke toko buku. Karena hampir setahun kami ngga jalan2 keluar dan membeli buku. Dan ini sekaligus membuat kejutan biar terkesan surprise dan kalang kabut kalo saya datang tiba2 yang pastinya ia akan menyiapkan ini itunya...
Tepat jam 8 pagi saya tiba di rumahnya. Masih sama. Rumah itu belum banyak perubahan masih terlihat kecil dengan pohon mangga menjulang tinggi melebihi atap rumah terlihat begitu rindang di halaman rumah. Setelah motor saya parkir dan merapikan diri ternyata dari jauh dia sudah mendengar kedatangan saya. Rupanya dia sudah menebaknya bahkan dengan pandangan santai dan ngga keliatan bingung karena saya datang lebih awal dari yang saya janjikan.
"Lah, katanya mau dateng siang-siangan lo." sambut dia di depan pintu. Saya tersenyum saja.
Percakapan kami ngga begitu lama karena saya mengajaknya untuk bergegas mengenakan pakaian casual biar nanti waktu jalan2 kami lebih panjang. Tapi ia menawarkan sarapan dulu. Hmm, boleh. Saya jawab. Makan nasi uduk khas daerah Jakarta buatan ibunya itu memang enak. "Tahu aja kalo gue belum sarapan." batin saya menjawab. Dan kamipun makan bersama adik2nya yang memang sedang berkumpul diruang tamu. Setelah selesai sarapan kami bergegas pergi jam 9 lewat...
Oke..
Inilah awal saya ingin berbagi pengalaman dengan kawan2 sekalian yang kebetulan berkunjung atau hanya blogwalking di blog ini.
Don’t judge the book from the cover.
Saya berpendapat selain memiliki makna kiasan, pepatah itu juga memiliki makna sebenarnya. Kenapa saya bilang begitu? Ya, kadang-kadang kita menyesal telah membeli buku namun ternyata isinya ngga sesuai dengan harapan. Malahan nama besar si penulisnya pun ngga ngejamin kita menyukai bukunya. Walau begitu, saya ngga bisa menyalahkan penulisnya hanya karena isi bukunya ngga sesuai sama harapan.
Di sisi lain, saya juga yakin bahwa di dunia ini ngga ada satu pun penulis yang ingin pembeli atau pembaca bukunya kecewa dengan isi buku yang ditulisnya. Jadi, ini bukan soal salah dan benar atau curang dan jujur. Ini adalah soal bagaimana seorang penulis memposisikan buku untuk segmen pasar yang tepat. Juga, bagaimana seorang calon pembeli memilih buku yang paling tepat untuk dibelinya.
Sebagai konsumen saya sering keliru membeli buku. Karena semakin seringnya saya keliru itu, semakin pandai saya dalam memilih buku. Misal.. nama besar penulis, judul yang bombastis dan tampilan gambar yang manis sama sekali ngga ngejamin saya merasa cocok dengan apa yang ditulis. Sebaliknya, banyak buku yang saya beli tapi memuaskan hati. Padahal, penulisnya ngga punya nama yang berkibar, penerbitnya juga ngga besar. Tapi, saya merasa beruntung membeli buku2 itu.
Nah, dari beberapa kali kesalahan dalam membeli buku, saya akhirnya memiliki kiat2 sendiri dalam meneliti apakah membeli buku itu sesuai harapan atau ngga buat saya. Terlepas dari harga dan diskon yang terkadang menjadi pengecualian saya..
Kiat saya itu antara lain...
1. Saya baca resensi dari bukunya..
Misal, dalam buku itu kita bisa melihat lalu membaca komentar - komentar orang lain dari para pembaca dalam sampul buku itu. Tapi, kalo buku baru biasanya belum direview alias belum ada resensinya.
2. Baca contoh bukunya..
Ini yang paling saya suka. Biasanya saya membaca bagian buku secara acak, terus saya bertanya ke diri saya sendiri, "Nih, buku cocok ngga buat gue?". Setelah membaca beberapa bagian dan merasa cocok saya membelinya.
3. Terakhir lihat daftar isinya..
Bagian ini ngga pernah saya lewatkan karena saya bisa memperkirakan buku ini bakal ngebahas apa. Jujur saja, judul buku sering terlampau indah mendayu-dayu buat ngejelasin isi buku atau sebalinya terlalu simpel dan sederhana untuk memuat betapa bagusnya isi buku. Buat saya pribadi, daftar isi buku jauh lebih mewakili isi bukunya.
Hmmm....
Tiga point diatas yang biasanya membuat saya membeli buku. Gimana untuk harganya kawan? Jawabnya kalo lagi ada duit lebih ya saya langsung beli aja. Berharap sih lagi diskon. Tetep ngarep murah sih. Itu saja kiat yang saya punya.
Tiga point diatas yang biasanya membuat saya membeli buku. Gimana untuk harganya kawan? Jawabnya kalo lagi ada duit lebih ya saya langsung beli aja. Berharap sih lagi diskon. Tetep ngarep murah sih. Itu saja kiat yang saya punya.
Yuk, kembali pada cerita saya dengan kawan lama saya tadi.
Kami tiba di toko buku tepat jam 11 siang. Lumayan terik sih hari itu berkendara menyusuri jalan raya Ibu kota Jakarta yang terkenal macet. Setelah memarkir motor dan merapikan diri kami bergegas masuk ke toko buku. Gramedia Matraman adalah toko buku tujuan kami. Saya yakin kawan2 sekalian mengenal nama dan lokasinya. Yang memang kebetulan tinggal di JABODETABEK sangat mengenalnya.
Saya tadinya ingin ajak pergi ke toko buku Gunung Agung dulu kalo aja buku yang saya mau ternyata ngga ada disana lalu sekalian mampir ke penjual emperan buku2 second di pasar Senen, nah baru setelah itu tujuan akhirnya ya Gramedia Matraman. "Ngapain lo cari buku2 di lapak Pasar Senen. Mending cari buku yang up date-annya aja, kan jauh lebih fresh materi bacaannya." jawabnya setelah saya lontarkan pertanyaan mau ke kios emperan buku second Pasar Senen.
Saya tadinya ingin ajak pergi ke toko buku Gunung Agung dulu kalo aja buku yang saya mau ternyata ngga ada disana lalu sekalian mampir ke penjual emperan buku2 second di pasar Senen, nah baru setelah itu tujuan akhirnya ya Gramedia Matraman. "Ngapain lo cari buku2 di lapak Pasar Senen. Mending cari buku yang up date-annya aja, kan jauh lebih fresh materi bacaannya." jawabnya setelah saya lontarkan pertanyaan mau ke kios emperan buku second Pasar Senen.
Akhirnya, saya mendapatkan buku yang saya inginkan hampir 2 jam. Kebiasaan buruk yang sedikit demi sedikit sudah berkurang dalam membeli sesuatu. Setelah berjam-jam melihat-lihat dari satu buku ke buku yang lain. Dari rak buku satu ke rak buku yang lain. Yang memang saya merencanakan membeli buku yang ngga berbau tulisan ilmiah tapi beraroma sastra kontemporer progresif. Apa coba??? sudah saya dapatkan. Terus kawan saya sudah beli berapa buku yach? Saya membatin.
Saya hampiri kawan saya dan ternyata dia ngga jadi beli. Dia hanya asyik membaca saja disana karena buat dia memang awalnya mau membeli tapi belum memutuskan membeli buku apa yang cocok dibaca nantinya atau untuk tambahan koleksi diperpustakaan pribadinya. Dengan gaya dan pembawaan khas yang serius dari penampakannya, saya sudah memperkirakan ini bakalan terjadi dan tentunya saya sudah mengantisipasinya.
Dia masih sama dan ngga berubah dalam menghitung sesuatu termasuk dalam membeli buku. Itu yang saya lihat darinya sejak saya mengenal dari awal. Bukan karena dia ngga punya uang lebih, atau lagi ngga pengen beli buku alias minjem ke temen aja dulu, atau nunggu gratisan alias dikasih. Oh, dia ngga begitu. Kadang2 pernah juga sih. Halah ngaco... Ini lebih kepada bagaimana dia bisa menentukan pilihan antara keinginan dan kebutuhan dalam membeli sesuatu. Yups, itu saja. Ngga ada embel2 dibelakangnya...
Saya berterima kasih padanya. Dia sempat berpesan, "Cari buku lain aja yang lebih pas sama kebutuhan dan kesukaan loe... Lagian juga, minat baca loe yang tinggi itu ngga bakal dirusak sama jenis buku yang ngga cocok buat loe."
Meski saya kecewa memiliki beberapa buku yang ngga sesuai, saya pribadi menganggap ini keuntungan bagi penerbit dan penulisnya karena omzet dan royalti saling berirama, namun saya tetap menaruh hormat kepada para penulis buku yang sudah berusaha sekuat tenaga dan pikirannya yang akhirnya memutuskan saya membeli hasil karya mereka yang sebagian besar hanya teronggok di rak dan lemari, di atas meja dan tercecer tanpa arti.
Terima kasih sudah membaca.
Salam kawan
Karena dengan membaca kita dapat menke;ajah ilmu pengetahuan tanpa mengenal batas ruang dan waktu.
ReplyDeleteDengan segala kerendahan hati Ejawantah’s Blog menghantarkan Blogger Award 2011 secara bergulir kepada sahabat, dan Award dapat diambil di http://ejawantahnews.blogspot.com/2011/06/menerima-menebar-harta-karun-dari-dunia.htm.
Dan selamat pagi sahabat semua, selamat bergembira, dan tetaplah semangat. Sukses selalu.
Salam
Ejawantah's Blog
beli buku didasari rasa keinginan untuk membaca karena dg banyak membaca buku bisa makin tahu dan pandai......
ReplyDeletehehehe itu menurutku....:)
Salam
terkadang melihat resensi dari bukunya jg aku masih suka tertipu
ReplyDeleteternyata isi ceritanya biasa saja :(
kalau saya biasanya beli yg bertuliskan "best seller", hehehe.. biasanya isinya rata-rata sudah terjamin kekerenannya(relatif sih).
ReplyDeletetapi soal resensi,daftar isi, dll... nggak ketinggalan. hee
Klo aku beli buku pasti karena keinginan bukan kebutuhan Sob... soalnya aku bukan orang yg bener2 suka baca, jadi klo gak suka2 amat gak mungkin kubeli karena 1 buku aja bisa sebulan lebih baru abis haha...
ReplyDelete@ R. Indra Kusuma Sejati: Terima kasih kawan. Wah, ada award ya buat saya. Oke, kawan. Salam
ReplyDelete@ anisayu: Iya mbak, sepakat saya. Thanks ya udah mampir lagi. Salam kawan.
@ Corat - Coret [Ria Nugroho]: Oh, gitu yach Corat - Coret [Ria Nugroho]. Kalo saya pake alternatif kiat yang kedua atau ketiga biasanya. Makasih udah mau mampir lagi. Salam
@ KoskakiUngu: Wah, yg best seller yach. Tapi kalo saya pribadi masih merujuk 3 kiat yg saya tulis sih.. Thanks ya kawan sudah mampir lagi. Salam kawan
@ Ferdinand: Hehehe, lama juga yach bisa satu bulan gitu kawan Ferdinand. Thanks kawan Ferdinand sudah mampir disini. Salam kawan
setuju kawan, nama besar dan judul yang 'hot' belum tentu jaminan kualitas
ReplyDeletemakasih sharenya.. ane lebih dari setahun gak beli buku -minjem doang- he he
Hmm iya bener, kalau beli buku memang harus lebih teliti.
ReplyDeleteSaya beberapa kali kena. Ternyata bukunya biasa2 aja >.<
kalo aku sih biasanya karena kebutuhan kuliah :P
ReplyDeleteKalo pengin menambah wawasan ya wajib membaca buku donk...
ReplyDeletebiasanya kalo beli buku karena kebutuhan atau gak terarik dengan cover/sinopsisnya,hehe..
ReplyDeletetapi sekarang udah ngurangin beli buku, mending juga beli buku dalam bentuk PDF.,soalnya kertas itu dari pohon,hmm, bayangin brp bnyk pohon yg dipake buat bikin kertas dan jadi buku..
@ alkatro: Sama-sama kawan alkatro, memang yg buat buku laku ya salah satunya sih si penulis yg keburu jadi selebriti duluan, tapi kadang kecewa juga sama hasilnya. Gitu deh.. Salam
ReplyDelete@ Djangan Pakies: Eh, pak Ies. Iy nih, saya kayaknya yg lama ngga mampir ke sana tuh. Kalo buku saya di pinjem ndak di balikin tak tagih terus pak, apalagi kalo bukunya bagus kontennya saya minta dengan segera a.k.a maksa.com. Salam
@ iam: Wah, ternyata sama ya pernah kecewa juga kawan iam. Thanks yach udah mau mampir disini. Salam kawan
@ John Terro: Wah, penting tuh buat pedoman ato referensi kawan John Terro. Thanks ya dah mampir lagi. Salam
@ Kamal Hayat: Yups, bener kawan Kamal Hayat. Tapi budaya membaca masih jauh dari harapan di negeri ini :( . Thanks ya udah mampir disini. Salam
@ Nyla Baker: Wah, go green yach maksudnya kawanNyla Baker. Sip deh.. Saya juga ada beberapa koleksi buku PDF kawan. Thanks ya udah mampir disini. Salam kawan
kalo saya mau beli buku, liat cover dulu sih. hihihi. trus baru baca resensi di belakangnya. kalo penasaran, baru beli.
ReplyDeletesaya jg suka bgt baca sob.. makasi ya udah berkunjung ke blog saya :D
Ass
ReplyDeleteIngin beli buku karena butuh ilmu
Sama porsinya keinginan Dan kebutuhan
dulu termasuk sering berburu buku, satu-satunya tujuan pasti ke Gramedia,....dulu senang sekali dengan buku-buku teknik..komputer, tutorial dan juga novel Agatha C. ...sekarang ga lagi...
ReplyDeletetapi kadang cover bisa membuat orang tertarik baca buku itu..
ReplyDeletekadang resensi jg suka lebay eh isinya ga sebagus resensinya..
semakin banyak kita membaca buku semakin banyak juga wawasan yg kita ketahui....
ReplyDeleteJujur nich sobb kalo menurut saya sich sobb dua dua..
ReplyDeletesemalam saya lihat berita toko buku gramedia yogya kebakaran, tapi kalau saya g beitu suka baca buku sob, cari ebooknya aja yang gratisan kalau ada
ReplyDeletekalau saya jarang baca buku , paling banter buku pelajaran . ahhahaa
ReplyDeleteIya, huh. Jadi agak hati2 kalau beli buku. (bukan hati2 karna takut ada bom nya) XD
ReplyDeleteSip, sama2 mas :)
menurutku kebutuhan itu gan
ReplyDeletebeli buku itu kebutuhan kalau bukuya itu buku wajib buat kuliah :D
ReplyDeletesy mah beli buku berdasarkan kebutuhan saja
ReplyDeleteSering fotokopi buku :))
ReplyDeleteBenar sobat sebelum membeli harus tahu isinya dulu.. :D, btw sekarang saya jarang beli buku karena informasi sudah bisa di cari di internet.
ReplyDelete@ Meutia Halida Khairani: Yups, cover juga mendukung minat seseorang jadi membeli mbak. Sama2 mbak juga udah mampir disini. Salam
ReplyDelete@ NURA: Lebih memilih seimbang ya mbak. Lebih adil deh namanya. Thanks mbak sudah mampir. Salam
@ aryadevi: Sesuai kebutuhan deh kayakanya, kan ngajar TIK kan pak.. hehehe, ternyata suka novel luar juga ya.. Thanks kawan sudah mampir disini lagi. Salam
@ omgitswina: Yups, stategi dari eyes caching marketing juga mempengaruhi daya dan minat beli konsumen kawan. Thanks yach sudah mampir, salam kenal ya kawan. Salam
@ Mas Kholiq: Betul, buku adalah jendela dunia. Thanks kawan sudah mampir lagi disini. Salam
@ zhanaz45: Memilih seimbang ya alias adil dalam keputusannya. Thanks kawan sudah mau mampir disini. Salam
ReplyDelete@ Rizkyzone.com: Wah, saya baru tau kawan. Semoga aja ngga ada korban. Thanks kawan sudah mampir lagi. Salam
@ sichandra: Lebih baik dong kawan, buku pelajaran kan mendukung bertambahnya ilmu pelajarannya. Semoga lanjut membaca buku pelajarannya kawan. Thanks ya kawan sudah mampir. Salam
@ iam: Terima kasih kembali kawan iam. Salam
@ Obat Sakit 2011: Mungkin karena disesuaikan dgn budgetnya ya kawan. Saya pun kadang berpikir seperti itu. Thanks ya kawan Obat Sakit 2011 sudah mampir disini. Salam
@ Ra-kun lari-laRIAN: Betul banget, kalopun lagi cekak dana ya foto copy bisa jadi alternatif lain kan kawan Ra-kun lari-laRIAN. Thanks yach udah mampir. Salam
@ Skydrugz: Oh gitu ya kawan Skydrugz. Saya pun kadang mikir begitu jadi lebih tau apa yang sedang dibutuhkan. Thanks ya kawan. Salam
ReplyDelete@ Baha Andes: Hehehe, saya pun sama kawan Baha Andes. Salam kenal yach kawan. Terima kasih sudah mau mampir. Salam
@ Dwi: Wah, betul banget tuh. Apalagi e-book merajalela dan bertebaran di internet. Kalo saya mau e-booknya, ya saya pake kiat2 yg saya buat itu kawan. Thanks ya kawan sudah mampir lagi. Salam
Kumpulan Ilmu Pelet Silahkan Klik Di Sini
ReplyDelete