Semua orang suka dengan cerita, dongeng dan mitos ngga terkecuali saya. Hmm, klo mitos mungkin ngga semua kali yach. Mungkin!. Oke lanjut, jadi ingat kenangan waktu kecil dulu bila saya hendak pergi keperaduan Ibu selalu menyempatkan waktu menemani saya menuju peraduan dengan cara menceritakan kisah2 fiksi melalui buku kusam simpanannya. Singkat cerita saya jadi terbiasa menikmati setiap cerita baik itu fiksi atau non fiksi. Bahkan aroma yg berbau tahayul pun saya nikmati.
Nah, ada cerita singkat nih yg mau saya share langsung dengan kawan2 sekalian. Dan cerita ini ngga berhubungan dengan cerita tahayul ataupun mitos kawan, secara pribadi cerita ini mencerahkan saya tapi bisa kawan2 tafsirkan sendiri sesuai kehendak kawan masing2. Yah, bebas aja..
Yuk langsung baca...
Al kisah ada seorang dermawan yg berkeinginan untuk berbuat kebaikan. Dia telah menyiapkan sejumlah uang yang akan ia berikan kepada beberapa orang yang ditemuinya nanti. Pada suatu kesempatan ia bertemu dengan seseorang maka langsung saja ia menyerahkan uang yang dimilikinya kepada orang tersebut.
Pada keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang penjahat beringas. Mendengar kabar ini si dermawan hanya mengatakan "Ya Tuhan, aku telah memberikan uang kepada seorang penjahat".
Di lain waktu, ia kembali bertemu dengan seseorang, si dermawan pada hari itu juga telah berniat untuk melakukan kebaikan kembali. Ia dengan segera memberikan sejumlah uang kepada orang tersebut. Keesokan harinya tersiar kabar lagi bahwa ada seseorang yang telah memberikan uang kepada seorang koruptor. Mendapat kabar ini si dermawan hanya berkata "Ya Tuhan, aku telah memberikan uang kepada
koruptor".
Si dermawan ini tidak berputus asa, ketika ia bertemu dengan seseorang lagi dengan segera ia menyerahkan sejumlah uang yang memang telah disiapkannya. Maka esok harinya pun tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada orang kaya. Mendengar hal ini si dermawan hanya berkata. "Ya Tuhan, aku telah memberikan uang kepada penjahat, koruptor dan seseorang yang kaya raya!”
Sekilas dapat disimpulkan bahwa si dermawan ini adalah seorang yang ceroboh. Asal saja ia memberikan uang yang dimilikinya kepada orang yang tidak dikenalnya, padahal jika ia lebih teliti dan cermat, niat baiknya itu bisa lebih berguna dan tersalurkan pada orang yang memang membutuhkan. Tapi ternyata suatu niat yg baik pasti akan berakhir dengan baik, begitu pula dengan “kecerobohan” si dermawan.
Uang yang diberikannya kepada sang penjahat ternyata mampu menyadarkannya bahwa didunia ini masih ada orang baik, orang yg peduli dengan lingkungan sekitarnya. Penjahat ini bertobat dan menggunakan uang pemberian sang dermawan sebagai modal usaha.
Sementara sang koruptor, uang yg cuma-cuma itu ia terima ternyata menyentuh hati nuraninya yang selama ini telah tertutupi oleh keserakahan. Ia menyadari bahwa hidup ini bukanlah tentang berapa banyak yang bisa kita dapatkan. Ia bertekad mengubah dirinya menjadi orang yang baik, pejabat yang jujur dan amanah.
Sementara itu pemberian yg diterima oleh si kaya raya telah menelanjangi dirinya, karena selama ini ia adalah seorang yg kikir, tak pernah terbesit dalam dirinya untuk berbagi dengan orang lain, baginya segala sesuatu harus lah ada timbal baliknya. Dirinya merasa malu kepada si dermawan yang dengan kesederhanaannya ternyata masih bisa berbagi dengan orang lain.
Kesan saya dalam cerita ini:
Hidup ini bukan soal berapa banyak yg bisa kita dapatkan, tapi berapa banyak yg bisa kita berikan tuk hidup ini. Ngga ada yg berakhir dengan sia-sia terhadap suatu kebaikan. Karena kebaikan itu akan berakhir pula dengan kebaikan. Jangan menolak perubahan hanya karena takut kehilangan dengan yg telah kita miliki selama ini...
Terima Kasih
SALAM
Nah, ada cerita singkat nih yg mau saya share langsung dengan kawan2 sekalian. Dan cerita ini ngga berhubungan dengan cerita tahayul ataupun mitos kawan, secara pribadi cerita ini mencerahkan saya tapi bisa kawan2 tafsirkan sendiri sesuai kehendak kawan masing2. Yah, bebas aja..
Yuk langsung baca...
Al kisah ada seorang dermawan yg berkeinginan untuk berbuat kebaikan. Dia telah menyiapkan sejumlah uang yang akan ia berikan kepada beberapa orang yang ditemuinya nanti. Pada suatu kesempatan ia bertemu dengan seseorang maka langsung saja ia menyerahkan uang yang dimilikinya kepada orang tersebut.
Pada keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang penjahat beringas. Mendengar kabar ini si dermawan hanya mengatakan "Ya Tuhan, aku telah memberikan uang kepada seorang penjahat".
Di lain waktu, ia kembali bertemu dengan seseorang, si dermawan pada hari itu juga telah berniat untuk melakukan kebaikan kembali. Ia dengan segera memberikan sejumlah uang kepada orang tersebut. Keesokan harinya tersiar kabar lagi bahwa ada seseorang yang telah memberikan uang kepada seorang koruptor. Mendapat kabar ini si dermawan hanya berkata "Ya Tuhan, aku telah memberikan uang kepada
koruptor".
Si dermawan ini tidak berputus asa, ketika ia bertemu dengan seseorang lagi dengan segera ia menyerahkan sejumlah uang yang memang telah disiapkannya. Maka esok harinya pun tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada orang kaya. Mendengar hal ini si dermawan hanya berkata. "Ya Tuhan, aku telah memberikan uang kepada penjahat, koruptor dan seseorang yang kaya raya!”
Sekilas dapat disimpulkan bahwa si dermawan ini adalah seorang yang ceroboh. Asal saja ia memberikan uang yang dimilikinya kepada orang yang tidak dikenalnya, padahal jika ia lebih teliti dan cermat, niat baiknya itu bisa lebih berguna dan tersalurkan pada orang yang memang membutuhkan. Tapi ternyata suatu niat yg baik pasti akan berakhir dengan baik, begitu pula dengan “kecerobohan” si dermawan.
Uang yang diberikannya kepada sang penjahat ternyata mampu menyadarkannya bahwa didunia ini masih ada orang baik, orang yg peduli dengan lingkungan sekitarnya. Penjahat ini bertobat dan menggunakan uang pemberian sang dermawan sebagai modal usaha.
Sementara sang koruptor, uang yg cuma-cuma itu ia terima ternyata menyentuh hati nuraninya yang selama ini telah tertutupi oleh keserakahan. Ia menyadari bahwa hidup ini bukanlah tentang berapa banyak yang bisa kita dapatkan. Ia bertekad mengubah dirinya menjadi orang yang baik, pejabat yang jujur dan amanah.
Sementara itu pemberian yg diterima oleh si kaya raya telah menelanjangi dirinya, karena selama ini ia adalah seorang yg kikir, tak pernah terbesit dalam dirinya untuk berbagi dengan orang lain, baginya segala sesuatu harus lah ada timbal baliknya. Dirinya merasa malu kepada si dermawan yang dengan kesederhanaannya ternyata masih bisa berbagi dengan orang lain.
Kesan saya dalam cerita ini:
Hidup ini bukan soal berapa banyak yg bisa kita dapatkan, tapi berapa banyak yg bisa kita berikan tuk hidup ini. Ngga ada yg berakhir dengan sia-sia terhadap suatu kebaikan. Karena kebaikan itu akan berakhir pula dengan kebaikan. Jangan menolak perubahan hanya karena takut kehilangan dengan yg telah kita miliki selama ini...
Terima Kasih
SALAM
sumber: obor motivasi
berbuat baik itui.. penting kan ya ^^
ReplyDeleteceritanya inspiratif :)
Assalamu'alaikum Den.....
ReplyDeleteBerbuat baik dengan niat baik akan berbuah baik pula.
Namun alangkah indahnya jika amal baik tidak hanya ditemani niat baik tapi juga ilmu agar lebih sempurna dan terarah.
Tengkyu pencerahannya n salam ukhuwah...
yup, life is just.
ReplyDeletekalau kita banayk memberi, Tuhan akan banyak pula memberi kita kemudahan ^^
cerita yang bermakna sob
ReplyDeleteSubhaanallah... shadaqah yang ikhlas bisa jadi menyentuh hati dan menjadi perantaraan taubat tanpa kita sadari
ReplyDeleteSalam ukhuwah
Ada hikmah yang dalam Bro! Sedekah sedekah...
ReplyDeletekunjungan siang brow...
ReplyDeleteSetuju Sob.. bukan berapa banyak yg didapa tapi berapa banyak yg diberikan hhe.. kata2 bijak yg nambah motovasi nie hhe.... senggaknya baik penjahat, koruptor dan orang kaya jadi sama2 sadar hhe....
ReplyDeleteKebaikan memang merupakan perbuatan yang punya banyak efek positif, dan kadang tak terduga :)
ReplyDeleteBerbuat baik dan berderma tanpa memandang kasta, pangkat jabatan...buat siapa saja adalah hak dan kewajiban mahluk ALLAH SWT
ReplyDeletekalo dalam bukunya laskar pelangi
ReplyDeletehidup itu untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak - banyaknya.
kebaikan itu walau sekecil apapun insyaAllah memiliki arti yang besar buat yang lain
Cerita yang syarat dengan motivasi tuk berbuat baik . ... sangat bermanfaat sekali nda ...
ReplyDeletemangtab bener, kesukesan bukan diukur dari seberapa besar yang telah kita dapatkan, namun fiukur seberapa besar yang dapat kita berikan, great motivation :)
ReplyDeleteceritanya keren...
ReplyDeletemnrtku sih, kl kita memang udah ada niat untuk memberi, ya harus dilakukan dng ikhlas, ga peduli pd siapa kita memberi..krn suatu pemberian pasti akan memberi makna, entah bagi si pemberi, ataupun yang diberi..
@ kesehaRian Ra-koen: Penting sekali kawan. Salam
ReplyDelete@ Muza elbanaf: Waalaikum salam mba. Betul mba ditemani dgn ilmu biar lebih terarah. Salam
@ kesehaRian Ra-koen: Wah, kawan kesehaRian Ra-koen mampir lagi nih. Salam
@ kisah abu nawas: Terima kasih kawan kisah abu nawas. Salam
@ BeDa: Setuju kawan BeDa. Terima kasih dan salam ukhuwah juga kawan. Salam
@ Parenting: Iya kawan Parenting. Terima kasih sudah berkunjung. Salam kenal. Salam
ReplyDelete@ moenas: Oke kawan moenas. Salam
@ Ferdinand: Terima kasih kawan Ferdinand. Wah, dah mampir lagi nih. Kemana aja kawan?. Salam
@ Zico Alviandri: Betul sekali kawan Zico Alviandri. Salam kenal. Terima kasih sudah mampir disini. Salam
@ Belantara Indonesia: Yups, setuju kawan Belantara Indonesia. Terima kasih. Salam
Cerita yang memotivasi sekali sobat...
ReplyDeleteterimakasih banyak..
Cerita yang inspiratif Mas. Memang terkadang saat memberikan sesuatu lebih tepat kalau diberikan kepada yang membutuhkan. Dari cerita diatas saya menangkap bahwa si dermawan adalah orang baik hati yang selalu berbagi dengan siapapun, dan sebenarnya dia tidak tahu kalau ternyata yang diberi adalah penjahat, koruptor atau orang kaya. Dan akhirnya dengan ketulusan hati si dermawan inilah yang akhirnya menyadarkan hati orang2 itu sehingga mereka kembali ke jalan yang benar...
ReplyDeleteTerimakasih :)
@ bintangair: Salam kenal kawan bintangair. Terima kasih sudah mampir disini kawan. Salam
ReplyDelete@ syahida: Amin. Terima kasih kawan syahida sudah sering mampir disini lagi. Salam
@ software antivirus FFYS: Thanks kawan software antivirus FFYS sudah mampir lagi disini. Salam
@ windflowers: Amin. Iya mba saya suka dengan cerita, palagi klo ada teman blogger yg suka bercerita lewattulisannya bisa berlama2 saya membacanya. Thanks mba sudah sering mampir disini. Salam
@ Teras Info: Sama2 kawan Teras Info. Terima kasih sudah mampir lagi disini kawan. Salam
@ Sukadi Brotoadmojo: Terima kasih kawan Sukadi Brotoadmojo sudah mampir disini lagi. Salam
tapi kadang semua orang malah berbanding terbalik,
ReplyDeletemereka lebih memilih menjadi tangan dibawah daripada tangan diatas... meskipun sudah jadi tangan diatas sekalipun mereka masih mengharapkan imbalan..
jadi sebenarnya berbuat baik itu sesuatu yang mudah tapi sulit dilaksanakan
sangat memotivasi den , aku jarang berbuat baik nih , jarang membalas kunjungan denbagas , maaf karena sibuk sekali akhir-akhir ini
ReplyDeletesalam sahabat
ReplyDeleteceritanya bagus ya
semangat dalam kebaikan :)
ReplyDeletesaya pernah baca cerita ini. nice one, pendeknya kalo kita mau berbuat baik ga perlu lihat siapa dihadapan kita ya? biasanya kan kita suka milih2..
ReplyDelete@ z33s: Iya kawan z33s 'Terkadang' memang orang2 bersikap seperti itu. Terima kasih kawan sudah mampir lagi nih. Salam
ReplyDelete@ berpikir positif: Ngga pa2 kawan berpikir positif (pak Munir) begitulah rutinitas kawan. Terima kasih kawan sudah menyempatkan waktu mampir. Salam
@ Tip Trik Blogger: Salam kawan. Terima kasih kawan Tip Trik Blogger. Salam
@ Imtikhan: Iya kawan. Sama2. Terima kasih juga. Salam
@ NDA: Semangat Mba! Terima kasih kawan NDA sudah menyempatkan waktu mampir disini. Salam
@ Popi: Hehehe, iya mba malah ngga jarang saking kebanyakan milih eh malah ngga jadi. Terima kasih kawan. Salam
Meski perlu proses panjang, kebaikan memang menular. Paling sederhana, dalam bertegutr sapa dengan tetangga, kita tersenyum meski mereka terbiasa cemberut ;)
ReplyDeleteLama-lama mereka ikut senyum. Juga dalam kebaikan sebagai lawan kejahatan :) salam